Dari Kekunoan Hingga Kekinian

Ulasan Novel Tere Liye “Selamat Tinggal”: Realitas Mahasiswa, Dilema Ekonomi, dan Jerat Buku Bajakan

Avatar Nurul Fitriyah

Realitas Mahasiswa, Dilema Ekonomi, dan Jerat Buku Bajakan (Foto: Everlideen)

Karya Tere Liye kali ini membawa pembaca ke dalam sebuah realitas sosial yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dengan persoalan ekonomi sebagai faktor utamanya. Novel ini menyoroti fakta kehidupan yang kerap dialami mahasiswa: memiliki uang yang cukup untuk makan tetapi terpaksa membeli buku bajakan, atau sebaliknya, membeli buku orisinal namun harus menahan lapar.

Di tengah dilema tersebut, kehadiran buku bajakan seolah menjadi solusi, menawarkan harga rendah dengan kualitas yang cukup layak untuk dibaca hingga dijadikan rujukan tugas. Fenomena ini melahirkan pemikiran di masyarakat, “Lagian, kalau ada yang murah, kenapa beli yang mahal?”. Miris, ketika hidup di tengah masyarakat dengan tingkat literasi rendah sekaligus dikelilingi oleh maraknya peredaran buku bajakan.

Tanpa disadari, fenomena ini memberi dampak buruk bagi pembaca, di mana kebiasaan tersebut dapat memengaruhi tindakan mereka di berbagai aspek kehidupan. Tidak jarang, mereka yang terbiasa dengan barang bajakan akan lupa cara menghargai esensi dari sebuah karya. Dampak yang lebih besar tentu dirasakan oleh para penulis yang karyanya digandakan hingga ribuan eksemplar tanpa menerima royalti sepeser pun.

Latar, Sudut Pandang, dan Alur Cerita

Latar tempat dan waktu dalam novel ini digambarkan dengan cukup jelas, memungkinkan pembaca untuk dengan mudah hadir dan menyelami kehidupan para mahasiswa serta penjual buku bajakan di dekat stasiun KRL.

Karya ini menggunakan sudut pandang orang ketiga, yang fokus menceritakan perjalanan hidup tokoh utama, Sintong, selama menjalani masa perkuliahan. Alur yang digunakan adalah alur campuran (maju-mundur), yang efektif untuk menceritakan kilas balik perjalanan Sintong sejak masa SMA hingga usahanya menyelesaikan skripsi dan keputusannya untuk keluar dari bisnis buku bajakan.

BACA JUGA: Seno Gumira dan Sepotong Senjanya

Karakter Tokoh Utama

Karakter tokoh Sintong dimunculkan dengan sangat kuat. Ia adalah seorang anak dari pinggiran kota yang berhasil lolos ujian masuk di sebuah universitas besar di Ibu Kota. Sejak awal, ia memiliki semangat belajar yang tinggi dan pergi merantau untuk mengejar mimpinya menjadi penulis besar sambil bekerja di toko buku milik pamannya.

Sintong digambarkan sebagai sosok yang cerdas, kritis, pantang menyerah, dan penyayang. Namun, di tengah perjalanannya, ia tersandung persoalan asmara yang membuatnya terpuruk cukup lama dan bermalas-malasan dalam mengerjakan tugas akhir. Dalam bagian ini, penulis mengajak kita melihat bagaimana sebuah hubungan asmara dapat memberi dampak besar dalam kehidupan seseorang. Titik baliknya terjadi ketika Sintong menemukan salah satu karya Sutan Pane yang berhasil menginspirasinya untuk bangkit, kembali mengerjakan skripsi, dan keluar dari bisnis gelap keluarganya.

Kelebihan Novel

Kalimat yang digunakan dalam novel ini cukup ringan dan sangat sesuai untuk pembaca kategori remaja. Keluwesan dalam gaya penulisan dan jalinan plot berhasil membangun chemistry atau koneksi emosional antara pembaca dengan cerita. Salah satu plot twist menarik adalah pertemuan antara Sintong, Mawar, dan Bunga yang ternyata bukanlah sebuah kebetulan, melainkan sebuah pertemuan yang membawa pembelajaran bagi setiap pihak.

Novel ini sangat cocok untuk pembentukan karakter pembacanya. Di sinilah makna “Selamat Tinggal yang disematkan pada judul menemukan relevansinya. Sebagaimana dijelaskan dalam buku, kata “Tinggal” dapat memiliki dua makna berbeda tergantung konteksnya: tinggal menetap atau tinggal pergi (hlm. 146).

Kekurangan Novel

Salah satu kekurangan dari novel ini adalah adanya beberapa bagian alur mundur yang kurang dideskripsikan secara jelas. Hal ini berpotensi membuat pembaca sedikit kebingungan dan perlu membaca ulang bagian tersebut untuk memahami konteksnya secara penuh.

Avatar Nurul Fitriyah

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *





Subscribe to our newsletter