Dari Kekunoan Hingga Kekinian

“Traveling Vintage Kabupaten Nganjuk”: Edukasi Sejarah Lewat Wisata Budaya

Avatar Miftakhul Khoiri Hamdan Habibi
Sejarawan dari

Sebagai sejarawan yang telah lama menekuni kajian sejarah lokal Kabupaten Nganjuk, saya merasa bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari tanggung jawab moral dan intelektual saya.

Kabupaten Nganjuk, sebuah daerah yang berada di wilayah barat Provinsi Jawa Timur, menyimpan kekayaan sejarah dan budaya yang tak kalah dengan daerah-daerah tetangganya seperti Mojokerto, Kediri, maupun Blitar. Jika Mojokerto dikenal luas karena warisan arkeologinya dari masa Kerajaan Majapahit, maka Nganjuk pun memiliki jejak sejarah yang kuat dari berbagai periode, mulai dari masa klasik (Hindu-Buddha), masa pra-Islam, Islamisasi, hingga kolonialisme. Sayangnya, kekayaan sejarah ini belum sepenuhnya dikenal dan dimaknai oleh masyarakat luas, terlebih oleh generasi muda.

Saya sebagai seorang sejarawan yang menaruh perhatian pada kebudayaan dan sejarah di Kabupaten Nganjuk menggagas sebuah program bertajuk โ€œTraveling Vintage Kabupaten Nganjuk.โ€ Kegiatan ini dirancang sebagai bentuk perjalanan edukatif yang menggabungkan wisata sejarah, keterlibatan para pelajar,dan kolaborasi lintas komunitas dari Yayasan Studi Sejarah Kulit Pohon dan Lingkar Studi Sejarah dan Kebudayaan Murtasiyah.

Program ini diselenggarakan dengan dukungan dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 11 Jawa Timur dan melibatkan berbagai pihak, termasuk Yayasan Studi Sejarah Kulit Pohon dan Lingkar Studi Sejarah dan Kebudayaan Murtasiyah dari Jember serta para pelaku budaya dan komunitas sejarah yang aktif di Kabupaten Nganjuk.

Kegiatan ini merupakan kegiatan perdana yang dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif, di mana ratusan siswa tingkat SMA dari berbagai lembaga pendidikan di Kabupaten Nganjuk menjadi peserta aktif dalam kegiatan tersebut. Para siswa tidak hanya berperan sebagai penonton, melainkan juga sebagai pembelajar yang diajak secara langsung untuk menyusuri, mengenal, dan memahami berbagai situs sejarah yang tersebar di kabupaten ini.

Mereka diajak untuk menapaki jejak masa lalu, berdialog dengan pelaku budaya, serta mengunjungi situs-situs peninggalan yang memiliki nilai historis tinggi. Beberapa situs penting yang menjadi bagian dari rute โ€œTraveling Vintage Kabupaten Nganjukโ€ antara lain Museum Anjuk Ladang, Candi Lor, Candi Ngetos, Masjid Al-Mubarok, hingga Museum dr. Soetomo.

Setiap situs memiliki kekhasannya masing-masing dan mewakili periode sejarah yang berbeda. Museum Anjuk Ladang, misalnya, menjadi tempat yang penting untuk mengenal sejarah lokal Kabupaten Nganjuk sejak masa klasik hingga era modern.

Museum ini menyimpan koleksi arkeologi, etnografi, dan dokumentasi sejarah yang memberikan gambaran bagaimana dinamika masyarakat Nganjuk dari waktu ke waktu. Sementara itu, Candi Lor merupakan salah satu candi peninggalan masa Hindu-Buddha yang menjadi bukti eksistensi peradaban klasik di wilayah ini. Candi ini menjadi titik awal yang sangat baik untuk menjelaskan bagaimana pengaruh budaya dan agama pada masa itu mewarnai struktur sosial dan pemerintahan.

Kemudian Masjid Al-Mubarok, sebagai warisan arsitektur Islam awal di Nganjuk, menjadi simbol dari masa transisi budaya lokal yang semula bercorak Hindu-Buddha menuju masa Islamisasi. Dari sisi arsitektur maupun historis, masjid ini menyimpan nilai-nilai penting tentang proses akulturasi budaya. Selain itu, Museum dr. Soetomo, tokoh pergerakan nasional yang lahir di Nganjuk, memperlihatkan kontribusi daerah ini dalam panggung sejarah nasional. Museum ini tidak hanya memperkenalkan sosok Soetomo sebagai pendiri Budi Utomo, tetapi juga mengajak siswa merenungi semangat nasionalisme dan perjuangan kemerdekaan yang sudah tertanam sejak awal abad ke-20.

Kegiatan ini juga melibatkan anggota Yayasan Studi Sejarah Kulit Pohon, yaitu sebuah komunitas studi sejarah independen dari Jember yang sudah sering terlibat dalam eksplorasi, dokumentasi, dan pendidikan sejarah di wilayah Jawa Timur. Mereka bertugas sebagai pemandu sejarah (tour guide) yang memberikan narasi mendalam kepada para peserta. Dengan gaya bertutur yang menarik dan berdasarkan riset yang kuat, para pemandu ini mampu menyampaikan materi sejarah dengan cara yang mudah dipahami dan relevan dengan konteks kekinian.

Lebih dari sekadar kunjungan wisata biasa, โ€œTraveling Vintage Kabupaten Nganjukโ€ dirancang sebagai ruang pembelajaran terbuka yang mengintegrasikan pendidikan sejarah, pelestarian budaya, dan penguatan identitas lokal.

Harapannya, generasi muda tidak hanya tahu tentang sejarah nasional dari buku-buku pelajaran saja, tetapi juga memahami dan mencintai sejarah tempat mereka tinggal. Kegiatan ini juga mengusung semangat kolaboratif lintas wilayah, yang menunjukkan bahwa pelestarian sejarah bukan hanya tugas pemerintah atau sejarawan lokal semata. Dengan melibatkan komunitas dari luar Nganjuk, kegiatan ini memperluas jaringan pelestari sejarah dan menciptakan sinergi antar-daerah dalam upaya melestarikan warisan budaya bangsa.

Sebagai sejarawan yang telah lama menekuni kajian sejarah lokal Kabupaten Nganjuk, saya merasa bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari tanggung jawab moral dan intelektual saya. Melalui program ini, saya berusaha mendedikasikan diri untuk menjaga, merawat, dan mengenalkan kembali peninggalan-peninggalan sejarah kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Tidak cukup hanya dengan mendokumentasikan atau meneliti, tetapi perlu juga membuka ruang-ruang edukatif yang menyenangkan agar sejarah bisa kembali hidup dalam kesadaran kolektif masyarakat kita.

โ€œTraveling Vintage Kabupaten Nganjukโ€ bukanlah akhir, melainkan sebuah permulaan. Ke depan, saya berharap kegiatan ini dapat menjadi agenda tahunan, berkembang dengan konsep yang lebih matang, dan melibatkan lebih banyak pihak serta menjangkau situs-situs sejarah lainnya yang belum tergali.

Kabupaten Nganjuk memiliki potensi sejarah yang luar biasa, dan sudah saatnya kita semua bergerak bersama untuk menjaga dan menghidupkan kembali warisan masa lalu sebagai bekal menghadapi masa depan.

Avatar Miftakhul Khoiri Hamdan Habibi

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *





Subscribe to our newsletter