Dari Kekunoan Hingga Kekinian

Thilly Weissenborn Pelopor Fotografer Perempuan Hindia Belanda

Avatar Exlima Ramadani

Thilly Weissenborn perlu diakui sebagai salah satu pelopor dalam dunia fotografi, terutama dalam konteks pariwisata dan representasi budaya (KITLV)

Thilly Weissenborn, lahir pada tahun 1883 dan meninggal pada tahun 1964, adalah salah satu fotografer wanita pertama yang berpengaruh di Indonesia. Thilly Weissenborn memiliki nama lengkap Margarethe Mathilde Weissenborn. Ia lahir di Kediri, Jawa, dari orang tua yang berasal dari Jerman tetapi telah menjadi warga negara Belanda. Setelah menyelesaikan pendidikan di The Hague, Thilly Weissenborn kembali ke Jawa pada usia 18 tahun untuk mengejar karier di dunia fotografi. Ia dilatih di Atelier Kurkdjian, sebuah studio terkenal di Surabaya, sebelum membuka studio sendiri di Preanger. 

Setelah kembali ke Jawa, Thilly Weissenborn mulai bekerja dengan pemerintah kolonial Belanda, menyediakan foto-foto untuk Biro Pariwisata Hindia Belanda. Selama lebih dari dua dekade, ia menghasilkan karya-karya yang menampilkan keindahan alam Jawa, keeksotisan pulau Bali, dan tarian tradisional.

Fotonya sering kali menggambarkan pemandangan yang ideal dan menawan, menciptakan kesan romantis tentang kehidupan masa pemerintahan kolonial. Meskipun Thilly Weissenborn berbagi kebiasaan dengan banyak fotografer Amerika pada masa itu terhadap cahaya, foto-fotonya memiliki nuansa yang berbeda karena keterkaitannya dengan kolonialisme Belanda.

Perkembangan Pariwisata di Jawa

Awal abad ke-20 menandai perubahan besar dalam pariwisata di Jawa. Setelah pemerintah kolonial memberikan kelonggaran pembatasan terhadap wisatawan, ketika menyadari bahwa pariwisata adalah satu-satunya industri di koloni yang menghasilkan keuntungan. 

Pemerintah mendirikan biro pariwisata Officiรซle Vereeniging voor Touristenverkeer,yang bertugas untuk mempromosikan Jawa dalam skala internasional sebagai tujuan wisata dengan menggunakan majalah, iklan surat kabar, poster hotel, dan pajangan di pameran internasional.

Tahun 1914 daerah-daerah seperti Jawa dan Bali mulai dibuka untuk pariwisata besar-besaran. Thilly Weissenborn berperan penting dalam mempromosikan keindahan alam dan budaya Indonesia melalui foto-fotonya.

Ia bekerja sama dengan Biro Pariwisata Hindia Belanda, yang memanfaatkan karyanya untuk menarik wisatawan dari Eropa dan Amerika. Fotonya sering digunakan untuk promosi berupa buku panduan dan pamflet, yang membantu meningkatkan jumlah wisatawan ke daerah tersebut.

Studio Thilly Berdiri dalam Tekanan Konflik

Thilly Weissenborn mengelola studio foto bernama Lux Studio di Garut, yang menjadi pusat kegiatan fotografinya. Studio ini didirikan pada tahun 1916 dan menjadi terkenal di kalangan wisatawan dan penduduk sekitar. Thilly Weissenborn juga mempekerjakan beberapa wanita Sunda sebagai asisten, yang sebelumnya ia latih dalam teknik fotografi.

Meskipun ada perbedaan kelas dan ras yang mencolok antara majikan dan asisten, studio ini memberikan kesempatan bagi wanita lokal untuk terlibat dalam dunia fotografi. Lux Studio menjadi tempat di mana Thilly Weissenborn dapat mengekspresikan kreativitasnya dan memenuhi permintaan untuk foto-foto dari pemerintah maupun swasta. 

Sayangnya perang dunia II membawa perubahan besar dalam hidup Thilly Weissenborn. Setelah serangan Jepang, ia ditangkap dan dipenjara di kamp tahanan selama perang. Setelah Jepang menyerah pada tahun 1945, ia berharap untuk melanjutkan bisnisnya di Garut. Namun, situasi telah berubah drastis. Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 yang disertai oleh kekerasan dan kerusuhan mengakibatkan banyak bangunan, termasuk studio Lux, hancur dan terbakar.

Sebagian besar arsip dan karya Thilly Weissenborn hilang dalam insiden tersebut dan menghancurkan warisan fotografinya. Untungnya, Prajurit Belanda dan fotografer amatir W. Viallรฉ menyelamatkan empat puluh delapan negatif plat kaca Weissenborn dari kebakaran yang menghancurkan studionya di Garut.

Ciri Khas Karya Foto Thilly Weissenborn

Thilly Weissenborn dikenal karena kemampuannya dalam menangkap cahaya, yang menjadi ciri khas karyanya. Ia memiliki keahlian dalam menciptakan efek cahaya yang menawan, yang membuat foto-fotonya terlihat lebih hidup dan menarik. Gaya fotografi Weissenborn banyak terinspirasi oleh Mooi Indiรซ, sebuah aliran yang menggambarkan pemandangan indah dan menawan di Hindia Belanda.

Berbeda dengan fotografer lain yang lebih menampakkan sisi dramatis, Thilly menciptakan foto-foto yang menekankan ketenangan dan keindahan alam, memberikan pandangan yang lebih damai tentang kehidupan di wilayah tersebut.

Strand Koeta (Beach of Koeta) 1920s (National Gallery of Australia)

Thilly Weissenborn adalah sosok penting dalam sejarah fotografi Indonesia, meskipun namanya kurang dikenal di kalangan masyarakat luas. Karyanya mencerminkan kehidupan di Hindia Belanda dan memberikan wawasan tentang bagaimana kolonialisme mempengaruhi seni dan budaya. Dengan keahlian teknis fotografinya untuk menciptakan gambar yang indah, ia berhasil menarik perhatian banyak orang dan mendapatkan komisi dari pemerintah.

Photo Atelier Lux alternate view of Mount Bromo from Mount Penanjakan C1920 (National Gallery of Australia)

Karya Thilly Weissenborn berusaha untuk menunjukkan keindahan dan martabat wanita Indonesia, meski ia tetap bagian dari sistem kolonial. Karyanya sering kali mencerminkan pandangan kolonial yang romantis, yang mengabaikan realita kehidupan sehari-hari masyarakat lokal. Namun, ia juga memberikan kontribusi penting dalam mendokumentasikan budaya dan keindahan alam Indonesia yang dapat dipelajari hingga saat ini. 

Karya Weissenborn tidak hanya berfungsi sebagai dokumentasi visual, tetapi juga sebagai alat untuk memahami dinamika sosial dan budaya di Hindia Belanda. Foto-fotonya memberikan wawasan tentang bagaimana masyarakat kolonial melihat diri mereka dan bagaimana mereka ingin dilihat oleh dunia luar. Meskipun banyak karyanya yang hilang, yang tersisa tetap menjadi bagian penting dari warisan fotografi Indonesia. 

Thilly Weissenborn perlu diakui sebagai salah satu pelopor dalam dunia fotografi, terutama dalam konteks pariwisata dan representasi budaya. Karyanya mengingatkan kita akan pentingnya menghargai dan memahami sejarah, serta bagaimana narasi yang dibangun melalui seni dapat mempengaruhi pandangan kita terhadap budaya dan identitas.

Thilly Weissenborn, meskipun berkaitan erat dengan kolonialisme tetap berhasil menciptakan karya yang indah dan bermakna, yang patut dikenang dan dihargai dalam sejarah fotografi Indonesia.

Avatar Exlima Ramadani

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Subscribe to our newsletter