Beberapa hari terakhir, media sosial dihebohkan dengan hilangnya rendang Willie Salim, seorang konten kreator terkenal yang memasak dalam jumlah besar, yaitu 200 kilogram. Kejadian ini bukan hanya menarik perhatian warga setempat tetapi juga menjadi viral di berbagai platform media sosial. Niat Willie adalah berbagi kepada warga Palembang dan berbuka puasa bersama. Lantas, bagaimana kronologi hilangnya rendang Willie? Dan seperti apa reaksi masyarakat terhadap insiden ini?
Konten kreator Willie Salim menggelar aksi memasak rendang di pelataran Benteng Kuto Besak, Palembang. Dia memasak rendang dalam jumlah besar yang tentu saja sangat menggugah selera. Siapa sih yang bisa menolak kelezatan rendang? Awalnya, acara ini berjalan lancar, dengan ratusan warga menyaksikan proses memasaknya. Rencananya, setelah matang, rendang tersebut akan dibagikan kepada warga sebagai hidangan berbuka puasa. Namun, di tengah-tengah acara, Willie merasa harus ke toilet. Ketika kembali ke lokasi memasak, ia terkejut. Mengapa? Karena rendang yang masih dalam proses memasak, sebanyak 200 kilogram, lenyap tak bersisa!
“Langsung tiba-tiba panas-panas diangkut,” ujar seorang warga yang menyaksikan kejadian tersebut. Aparat kepolisian yang berjaga di lokasi mengaku telah berusaha mencegah warga agar tidak mengambil rendang yang masih dalam kondisi panas. “Sudah saya arahkan, tapi orangnya tidak mau mendengar,” ujar seorang petugas. “Tidak sampai satu menit, ludes, tidak tahu ke mana,” tambahnya. Willie pun tak habis pikir bagaimana warga bisa mengambil rendang yang bahkan belum matang. “Tapi belum matang,” ujarnya heran. Polisi menjelaskan bahwa warga menggunakan kantong kresek, ember, dan gayung untuk mengambilnya. “Ini luar biasa,” sahut seorang polisi, disambut tawa.
Insiden ini menimbulkan berbagai reaksi di masyarakat, karena muncul pro dan kontra mengenai apakah kejadian ini benar-benar nyata atau hanya settingan belaka. Nama Kota Palembang mendadak menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak netizen mengkritik tindakan warga yang dianggap tidak tertib. Komentar-komentar pedas pun bermunculan, seperti: “Gila, 200 kilogram hilang gitu aja?!”, “Wong Palembang rakus!”, hingga “Palembang = Hama!”. Stereotipe negatif ini membuat banyak warga Palembang merasa dirugikan.
Namun, ada juga yang melihat peristiwa ini dari sudut pandang berbeda. Salah satunya adalah Chef Arnold, yang memberikan tanggapan di akun Instagramnya, “Memasak rendang dalam jumlah yang besar itu nggak gampang. Harus membutuhkan tim, perencanaan waktu, dan aturan pembagian supaya tidak rusuh.” Selain itu, beberapa netizen juga meragukan kecepatan hilangnya rendang tersebut, “Masa dalam waktu sepuluh menit daging itu langsung habis 200 kg? Itu kan panas, pasti ini settingan.” Berbagai spekulasi terus berkembang seiring viralnya berita ini.
Willie Salim akhirnya mengklarifikasi dan meminta maaf kepada warga Palembang melalui media sosial. Ia mengaku kurang persiapan karena baru pertama kali memasak dalam jumlah sebesar itu. Meski begitu, Willie menegaskan bahwa ia tidak kecewa dengan hilangnya rendang tersebut, justru ia merasa senang melihat antusiasme warga. Ia juga menegaskan bahwa kejadian ini bukan rekayasa, tetapi tetap saja peristiwa ini terus menjadi perbincangan.
Lalu, bagaimana reaksi warga Palembang? Konten Willie ini memicu berbagai gejolak di masyarakat karena dinilai telah mencemarkan martabat budaya Palembang. Kesultanan Palembang Darussalam bahkan mengeluarkan maklumat yang berisi beberapa tuntutan terhadap Willie Salim. “Kami menuntut permintaan maaf secara terbuka di hadapan Majelis serta penghapusan konten terkait insiden tersebut. Jika Willie tidak memenuhi tuntutan kami, maka ia akan dikutuk dan diharamkan menginjakkan kaki di wilayah kami seumur hidupnya,” tegas Sultan Mahmud Badaruddin.
Sementara itu, Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, menyampaikan permintaan maaf kepada Willie atas kejadian yang tidak menyenangkan tersebut. Melalui akun Instagramnya, ia berharap kejadian serupa tidak terulang kembali. Permintaan maaf ini langsung ditanggapi Willie melalui Instagram Story, “Bapak Wali Kota, nggak apa-apa pak, santai aja.”
Pasca maklumat keras dari Kesultanan Palembang Darussalam dan reaksi keras masyarakat Palembang yang mengutuk dan mengharamkan Willie Salim datang ke Palembang seumur hidupnya, seorang dokter sekaligus influencer, Richard Lee, yang merupakan putra asli Palembang, menggelar acara masak besar di lokasi yang sama. Dengan persiapan matang, acara ini dihadiri oleh Gubernur Sumatera Selatan dan Wali Kota Palembang. Menu yang disajikan adalah ayam kecap dan rendang, dengan suasana yang lebih tertib. Masyarakat pun dengan sabar mengantri untuk menikmati hidangan buka puasa bersama.
Peristiwa ini menjadi pelajaran bagi banyak pihak, terutama dalam menggelar acara berbagi makanan dalam skala besar. Pentingnya persiapan matang, pengaturan massa, serta manajemen acara yang baik harus diperhitungkan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Meski begitu, kejadian ini tetap meninggalkan kesan mendalam bagi masyarakat Palembang dan netizen di seluruh Indonesia.
Tinggalkan Balasan