Dari Kekunoan Hingga Kekinian

Potong Tumpeng Sambut Pembukaan Mangadhyayaksara: Membaca Jember Melalui Prasasti

Avatar Ashfiyatush Shofiyyah

Kepala Kecamatan Sukorambi, Perwakilan DISPARBUD Kabupaten Jember, Perwakilan BPKW XI, Gazza Triatama Ramdhani, Drs. Ismail Lutfi, M.A. (Sumber Foto: Pribadi)

Jember, 20 September 2025 โ€“ Dengan penuh rasa syukur dan semangat melestarikan warisan budaya, kegiatan Mangadhyayaksara 2025: Membaca Jember melalui Prasasti resmi dibuka pada Sabtu malam, 20 September 2025. Prosesi pembukaan yang berlokasi di Balai Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember, dimulai tepat pukul 19.20 WIB dan berlangsung khidmat dengan pemotongan tumpeng sebagai simbol dimulainya rangkaian acara.

Kegiatan ini diprakarsai oleh Gazza Triatama Ramdhani, seorang mahasiswa Program Studi Sejarah Peradaban Islam sekaligus anggota Yayasan Studi Sejarah Kulit Pohon. Acara ini terselenggara berkat dukungan kolektif dari Yayasan Studi Sejarah Kulit Pohon, Yayasan Lingkar Studi Sejarah dan Kebudayaan Murtasiya, serta fasilitasi dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI.

Pembukaan turut dihadiri oleh sejumlah tokoh akademisi, perwakilan instansi pemerintah, puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi keagamaan di Kabupaten Jember, serta para pegiat kebudayaan.

Harapan untuk Kelestarian Budaya

Dalam sambutannya, Gazza Triatama Ramdhani menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah hadir dan mendukung terselenggaranya Mangadhyayaksara.

โ€œSaya mengucapkan selamat datang dan terima kasih kepada semua pihak, baik dari Kecamatan Sukorambi, perwakilan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember, perwakilan dari BPK Wilayah XI Jawa Timur, Bapak Ismail Lutfi, serta seluruh peserta yang hadir dan turut menyukseskan acara ini,โ€ ujarnya.

Lebih lanjut, Gazza menekankan bahwa partisipasi masyarakat pecinta sejarah dan budaya merupakan bukti nyata kepedulian terhadap upaya pelestarian tradisi. โ€œAtensi dan semangat teman-teman yang hadir di sini membuktikan bahwa masih ada harapan besar untuk melanggengkan warisan budaya masa lalu, khususnya tradisi tulis yang tercermin dalam aksara dan prasasti,โ€ tambahnya.

Gazza menaruh harapan besar agar Mangadhyayaksara dapat menumbuhkan semangat dan memperkuat kecintaan terhadap sejarah serta kebudayaan Nusantara. Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya sekadar forum belajar, tetapi juga sebuah gerakan kolektif untuk menjaga jati diri bangsa melalui peninggalan intelektual nenek moyang.

Dua Hari Belajar Aksara Kawi

Rangkaian kegiatan Mangadhyayaksara 2025 berlangsung selama dua hari, dari 20 hingga 21 September 2025. Pada hari pertama, setelah prosesi pembukaan, peserta diajak mendalami pengantar aksara Kawi yang dipaparkan langsung oleh Gazza Triatama Ramdhani. Sesi ini menjadi pintu masuk untuk memahami dasar-dasar aksara kuno Nusantara yang banyak ditemukan dalam prasasti, termasuk Prasasti Congapan di Kabupaten Jember.

Selain itu, hadir pula Drs. Ismail Lutfi, M.A., seorang pakar yang membawakan materi tentang sejarah serta perkembangan ilmu epigrafi dan paleografi. Paparan tersebut memberikan perspektif mendalam mengenai bagaimana aksara Kawi tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga menyimpan informasi berharga tentang politik, sosial, dan budaya pada masanya.

Melestarikan Jejak Peradaban

Semangat utama dari Mangadhyayaksara adalah menghidupkan kembali perhatian terhadap aksara Nusantara yang kian jarang disentuh oleh generasi muda. Melalui kegiatan ini, penyelenggara berupaya menjadikan Jember sebagai salah satu titik penting dalam gerakan literasi budaya, dengan prasasti dan aksara kuno sebagai pintu masuk untuk membaca kembali sejarah lokal.

Kehadiran akademisi, mahasiswa, dan pegiat budaya menunjukkan adanya kesadaran kolektif bahwa merawat peninggalan sejarah sama artinya dengan memperkuat identitas bangsa. Di tengah derasnya arus modernisasi, aksara Kawi menjadi pengingat bahwa tradisi tulis Nusantara memiliki akar yang kuat, kaya, dan perlu terus diwariskan.

Dengan dibukanya Mangadhyayaksara, kegiatan ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan kepedulian terhadap aksara kuno Nusantara, khususnya di kalangan generasi muda Jember. Lebih dari sekadar perayaan budaya, acara ini adalah wujud nyata komitmen bersama untuk membaca kembali masa lalu demi memperkuat langkah menuju masa depan.

Avatar Ashfiyatush Shofiyyah

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *





Subscribe to our newsletter