Dari Kekunoan Hingga Kekinian

Ketika Warisan Sejarah Dilindas Kelalaian: Batu Andesit Candi Terbuang di Pemakaman

Avatar Fadlal Khairy Ibrahim

Kondisi Candi Lor Terkini

Penemuan sejumlah batu andesit berukir dan batu bata merah kuno di sebuah area pemakaman seharusnya menjadi alarm bagi dunia pelestarian sejarah dan arkeologi. Artefak-artefak ini bukanlah batu biasa, ukiran khas serta materialnya merupakan ciri kuat bahan bangunan candi dari masa lampau. Hipotesis bahwa di lokasi tersebut pernah berdiri sebuah bangunan suci semakin diperkuat dengan adanya keterkaitan historis pada Prasasti Hering yang menyebut pembelian tanah sima oleh Mpu Sindok pada abad ke-10 sebuah bukti kuat adanya aktivitas administratif dan religius di masa lalu.

Sayangnya, penanganan temuan bersejarah ini jauh dari ideal. Alih-alih diamankan, batu-batu andesit tersebut kini hanya diletakkan di area terbuka, terlantar, dan berlumut. Lebih ironis lagi, beberapa batu bata berukir yang semestinya dilindungi justru dialihfungsikan sebagai bahan pagar makam. Kondisi ini sangat berisiko menyebabkan kerusakan permanen. Meskipun batu andesit terkenal keras dan tahan cuaca, paparan lingkungan secara terus-menerus tanpa perawatan dapat mengikis ukiran serta merusak struktur batu secara fisik dan kimiawi, menghilangkan data sejarah yang tak ternilai.

Pengabaian ini secara langsung berdampak negatif pada potensi edukasi dan pariwisata budaya yang sangat strategis. Jika dikelola dengan baik, situs ini dapat bertransformasi menjadi pusat studi sejarah dan arkeologi yang otentik, tempat para pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum belajar langsung dari peninggalan masa lalu. Kegagalan memanfaatkan aset budaya ini berarti menutup akses publik terhadap pengetahuan dan identitas sejarah yang melekat pada artefak tersebut, sekaligus kehilangan peluang untuk meningkatkan ekonomi lokal melalui wisata sejarah.

Melihat kondisi ini, langkah-langkah konservasi dan penelitian lanjutan yang terpadu menjadi sebuah keharusan. Pihak berwenang, seperti dinas kebudayaan dan lembaga arkeologi, harus segera berkoordinasi untuk mengamankan artefak-artefak tersebut. Tidak hanya diamankan, temuan ini juga perlu diteliti secara mendalam untuk memverifikasi hipotesis keberadaan bangunan suci di lokasi tersebut. Penerapan teknik dokumentasi dan konservasi modern sangat vital untuk menjaga keutuhan struktur dan detail ukiran batu agar tetap lestari sebagai bukti peradaban. Ketidakpedulian yang berlarut-larut berpotensi menimbulkan pelanggaran hukum jika terjadi perusakan atau pengalihan fungsi yang menghilangkan nilai historisnya.

BACA JUGA: Candi Lor dan Jejak Mpu Sindok: Menyingkap Asal-Usul Kabupaten Nganjuk

Temuan artefak di area pemakaman, yang didukung oleh bukti Prasasti Hering, sangat mungkin menunjukkan jejak sebuah bangunan suci yang hilang. Namun, kondisi temuan yang terbengkalai adalah sebuah kerugian besar bagi warisan budaya kita. Pengelolaan yang cepat dan tepat adalah keharusan agar peninggalan ini tidak lenyap tergerus zaman, melainkan dapat menjadi bukti hidup kebesaran peradaban masa lalu yang membanggakan bagi generasi sekarang dan mendatang.

Avatar Fadlal Khairy Ibrahim

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *





Subscribe to our newsletter